Modal dari Sampah Rp. 136.400, SDK Xaverius Produksi Gantungan Kunci Flanel Berisi Sampah Plastik
SURABAYA- Walaupun sampah non organik telah jarang ditemui di sekolah, tidak mematikan ide wirausaha lingkungan hidup tim ‘Eco-preneur’
SDK Xaverius Surabaya. Dengan memanfaatkan sampah plastik pembungkus
makanan ringan, mereka membuat gantungan kunci dari kain flanel.
![Di SDK Xaverius Surabaya, gantungan kunci dari kain flanel diisi dengan sampah plastik sebagai pengganti dakron](http://eco-preneur.tunashijau.org/wp-content/uploads/2013/03/xaverius.jpg)
Di SDK Xaverius Surabaya, gantungan kunci dari kain flanel diisi dengan sampah plastik sebagai pengganti dakron
“Kain flanelnya dibentuk, lalui diisi
sampah plastik yang dipotong-potong,” jelas Andreana Shella Utami, siswa
kelas 4 anggota tim Eco-preneur, kepada Tunas Hijau saat pembinaan lingkungan hidup Eco-preneur, Senin (18/3), yang
diselenggarakan bersama PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan
Pemerintah Kota Surabaya. Dengan bentuk yang lucu-lucu, gantungan kunci
yang mereka produksi itu akan menjadi produk yang mudah dijual.
Modal utama untuk membuat gantungan ini
dari pengumpilan sampah koran yang sudah dijual sebelumnya. “Kami
mengumpulkan dan menjual koran setelah workshop. Kami mendapatkan uang
sebanyak Rp.136.400. Uang tersebut untuk membeli kain flanel dan lem,”
terang Catarina Candra Kumala Sari, siswa SDK Xaverius yang juga anggota
tim Eco-preneur sekolah. Modal ini dirasa cukup untuk modal usaha Eco-preneur.
Dari usaha bisnis ini diharapkan siswa
bisa mandiri dan lebih peduli terhadap lingkungan hidup. “Sampah yang
digunakan adalah sampah kering. Di sekolah memang sangat sedikit
terdapat sampah plastik. Dengan adanya program ini sampah plastik tambah
tidak ada,” ujar Petrus Prabawa Nirmala, guru sekolah ini.
Pada pembinaan ini, aktivis Tunas Hijau Purbo Sari Retno Ningsih mengatakan bahwa Eco-preneur
mengajak siswa untuk lebih peduli lingkungan. “Dari kesadaran akan
lebih peduli terhadap lingkungan, bisa sekaligus belajar berwirausaha.
Sembari menjaga lingkungan juga belajar untuk berwirausaha,” ujar
aktivis perempuan Tunas Hijau yang berjilbab ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar